Teori Terbentuknya Tata Surya Menurut Para Ahli


Teori Terbentuknya Tata Surya – Sebelum menguraikan sejumlah teori menurut para ahli berkaitan dengan teori pembentukan tata surya, perlu kiranya menyegarkan kembali pengetahuan kita tentang apa itu tata surya. Tata surya dalam bahasa inggris disebut solar system terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Pengertian tata surya yang lain adalah kumpulan benda-benda langit dimana matahari sebagai pusatnya.

Tata surya dikelilingi oleh delapan buah planet dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil atau katai (asteroid) , dan satelit-satelit alami. Pada waktu mengedari matahari di lintasan orbitnya, setiap anggota tata surya pada satu waktu berada dekat dengan matahari dan pada lain waktu akan jauh dari matahari. Titik atau tempat pada lintasan orbit yang terdekat dengan matahari disebut titik perihelion. Titik yang terjauh dari matahari disebut titik aphelion.

Baca Pula : Susunan Anggota Planet Tata Surya

Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.

Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oor dalam.

Berikut ini ada sejumlah teori yang ditemukan dalam berbagai literatur berhubungan dengan terjadinya tata surya sehingga kerap dinamai teori terbentuknya tata surya.

1. Teori Nebulae (Kant dan Leplace)

Immanuael Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya.Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.

Pada waktu yang hampir bersamaan,secara kebetulan seorang Fisikawan berkebangsaan Perancis, Pierre Simon de Leplace, mengemukakan teori yang hampir sama.Menurutnya,tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bentukan bulat seperti bola yang besar.Makin mengecil bola itu, makin cepat pula pilinannya.Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya,bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya yang kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planet-planet dan satelitnya.Sedangkan bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti sekarang ini.

Karena kemiripan antara teori Kant dan Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan Teori Kant dan Leplace.

2. Teori Awan Debu (van Weizsaecker)

Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory).Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950),Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.

Berdasarkan teori terjadinya tata surya berdasarkan teori awan debu ini dikemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama- kelamaangumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel - partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan,sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang disebut matahari. Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah - pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

3.Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)

Thomas C.Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi serta Forest R.Moulton (1872-1952) seorang ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika Serikat. Teori pembentukan tata surya ini dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil),karena planet terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.

Teori ini mengatakan, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang - bintang. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.

4.Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)

Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris. Mereka melukiskan, bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang.Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh,massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan - gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan, apa sebab planet - planet di bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat matahari dan Pluto di ujung lain merupakan planet yang lebih kecil.

5.Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan tata surya ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.

Demikian secara ringkas penjelasan tentang apa itu tata surya dan sejumlah teori terbentuknya tata surya yang dikemukakan oleh para ahli.